Sabtu, 20 November 2010

PENGABDIAN SKADRON 462 PASKHAS

1. Periode Perjuangan (1945 – 1950)
Sejalan dengan tuntutan tugas dan perkembangan situasi perjuangan pada saat itu, BKR/BKRO berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945 dan secara otomatis BKRO berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat Jawatan Penerbangan. Sebagai Komandannya adalah R. Soerjadi Soerjadarma sedangkan wakilnya dijabat oleh Soekarnen Martodisumo. Meskipun pada tanggal 8 Januari 1946 Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berubah nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.

Kemudian tiga bulan selanjutnya mengalami perubahan dan penyempurnaan organisasi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan TKR Jawatan Penerbangan meleburkan diri menjadi Tentara Republik Indonesia Oedara (TRIO) pada tanggal 25 Januari 1946. selanjutnya melalui Penetapan Pemerintah Nomor : 6/SD/1946 tanggal 9 April 1946 di Yogyakarta dikukuhkan menjadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara (TRI AU). Sebagai Kepala Staf TRI AU adalah Komodor Udara R. Soerjadi Soerjadarma.

Maka pada tanggal 17 Oktober 1947 sejumlah 13 peterjun atau Pasukan Payung AURI diterjunkan di Kotawaringin Kalimantan dalam rangka membuka Stasiun Radio Induk untuk melancarkan cita-cita perjuangan. Peristiwa tersebut merupakan cikal bakal pasukan-pasukan payung Indonesia atau Pasukan Lintas Udara yang pertama. Momen sejarah ini akhirnya selalu diperingati sebagai Hari Jadi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) atau Korpaskhasau.

2. Periode Konsolidasi (1950 – 1960)

Sebagai wakilnya L.U.I. R. Suprantijo. Selanjutnya memasuki pertengahan tahun 1957, PGT berkembang menjadi 4 (empat) Kompi yaitu Kompi I dipimpin L.U.I. Soetoro, Kompi II dipimpin oleh L.U.I. Kusno, Kompi III dipimpin oleh L.U.I. Z. Rachiman dan Kompi IV dipimpin oleh L.U.I. Heru Achjar.

Keempat Kompi tersebut berada di bawah Komando Group Komposisi/KGK terdiri dari PPP dan Pasukan Penangkis Serangan Udara (PSU).

Pada periode tahun 1950 – 1960 operasi-operasi yang telah dilaksanakan Pasukan Gerak Tjepat adalah Operasi Penumpasan Pemberontakan, antara lain DI/TII di daerah Aceh, APRA di daerah Bandung, RMS di daerah Maluku, PRRI/PERMESTA.

Memasuki tahun 1960, dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat, atas perintah Men/Pangau dibentuklah Resimen Tim Pertempuran Pasukan Gerak Tjepat (RTP PGT) yang bermarkas di Pangkalan Andir Bandung.

3. Periode Pengembangan Organisasi (1960 – 1965)

Susunan organisasi KOPPAU terdiri atas Markas Komando, berkedudukan di Bandung, Resimen PPP berkedudukan di Jakarta yang membawahi beberapa Batalyon, yaitu :


a. Batalyon I PPP berkedudukan di Pangkalan Udara Palembang dan kemudian pindah ke Pangkalan Udara Medan.

b. Batalyon II PPP berkedudukan di Pangkalan Udara Banjarmasin.

c. Batalyon III PPP berkedudukan di Pangkalan Udara Makassar.

d. Batalyon IV PPP berkedudukan di Biak.

e. Batalyon V PPP berkedudukan di Pangkalan Udara Halim Jakarta.

Sedangkan Resimen Pasukan Gerak Tjepat (PGT) berkedudukan di Pangkalan Udara Andir Bandung. Resimen PGT di Bandung membawahi :

a. Batalyon I PGT berkedudukan di Jakarta (Batalyon III Kawal Kehormatan Resimen Cakrabhirawa).

b. Batalyon II PGT berkedudukan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta.

c. Batalyon III PGT berkedudukan di Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung.


Pada periode tahun 1960 – 1965 telah banyak peran serta dalam perjuangan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Kegiatan operasi yang telah dilaksanakan antara lain :

a. Penumpasan Pemberontakan DI/TII tahun 1962 dilakukan oleh 2 (dua) Kompi PGT Bandung.

b. TRIKORA tahun 1962 satu tim PGT dipimpin Sersan Mayor Udara Picaulima diterjunkan pertama kali di Irian Barat (Fak Fak, Teminabuan Sorong yang dipimpin oleh L.U.II. Manuhua, Merauke yang dipimpin L.M.U.I. Benyamin Matitatutih dan Kaimana).

c. DWIKORA pada tanggal 3 Mei 1964 dicetuskan oleh Presiden/Panglima Tertinggi ABRI dan selanjutnya PGT melaksanakan operasi di daerah Kalimantan Utara, Tanjung Balai Karimun yang terdiri dari 3 Peleton PGT yaitu 1 Peleton dari Jakarta dan 2 Peleton dari Bandung. Namun dalam misi ini tidak pada sasaran sehingga PGT dipimpin oleh Letkol Udara S. Soekani dan Letnan Udara Satu Suroso terjebak dalam pertempuran dengan tentara Malaysia yang dibantu oleh Sekutu yang akhirnya gugur bersama-sama dengan 83 orang PGT.



4. Periode Penyempurnaan Organisasi dan Pemantapan Integrasi (1965 – Sekarang)


Dalam perkembangannya Kopasgat membawahi 3 (tiga) Resimen, yaitu :


a. Resimen I Pasgat berkedudukan di Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung, membawahi :


1) Batalyon Tempur “A” berkedudukan di Pangkalan Udara Atang Senjaya Bogor.

2) Batalyon Tempur “B” berkedudukan di Pangkalan Udara Husein Sastranegara.


b. Resimen II Pasgat berkedudukan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, membawahi :


1) Batalyon Tempur “A” berkedudukan di Halim Perdanakusuma Jakarta.

2) Batalyon Tempur “B” berkedudukan di Halim Perdanakusuma Jakarta.

3) Batalyon Tempur “C” berkedudukan di Pangkalan Udara Medan.
4) Batalyon Tempur “D” berkedudukan di Pangkalan Udara Samsudin Noor.


c. Resimen III Pasgat berkedudukan di Surabaya, membawahi :


1) Batalyon “A” berkedudukan di Pangkalan Udara Hasanudin Ujung Pandang.

2) Batalyon “B” berkedudukan di Pangkalan Udara Iswahjudi Madiun.

3) Batalyon “C” berkedudukan di Pangkalan Udara Surabaya.

4) Batalyon “D” berkedudukan di Pangkalan Udara Biak Irian Jaya.

5) Batalyon “E” berkedudukan di Pangkalan Udara Adi Sutjipto Yogyakarta.


Selanjutnya pada tahun 1970, tepatnya tanggal 1 Juli 1970 Resimen Pasgat diganti menjadi Wing Pasgat. Dengan komposisi kekuatan Batalyon Tempur “D” Wing III Pasgat Pangkalan Udara Biak dimasukkan ke dalam Batalyon Tempur “A” Wing III Pasgat yang masing-masing sebagai Peleton dan Kompi.

 
Pada masa selanjutnya sampai sekarang, telah banyak kegiatan baik berupa latihan mandiri maupun gabungan dan penugasan/operasi. Secara lebih spesifik akan dijelaskan terbentuknya Skadron 462 Paskhas secara mendalam. Skadron 462 Paskhas akan dikemukakan secara berantai mulai dari Pengabdian Skadron 462 Paskhas Pulanggeni 1967 - 2003, Lambang Kesatuan, Motto Satuan, organisasi dan tugas pokok, persenjataan yang dimiliki, riwayat penugasan dan prestasi serta riwayat singkat para Komandan Skadron 462 Paskhas.



 
Terbentuknya Skadron 462 Paskhas

1. Pasukan Gerak Tjepat (PGT) di Bandung
Berawal dari terbentuknya Pasukan Gerak Tjepat pada tahun 1952 di Bandung dengan Komandan PGT I Kapten Udara A. Wiriadinata merangkap Komandan Pangkalan Udara Andir, dalam perkembangannya PGT wilayah Bandung terdiri dari PPP Pangkalan Udara Andir, PPP Pangkalan Udara Kalijati yang masing-masing terdiri dari Kompi-kompi PPP.

Pada tahun 1957 dalam perkembangannya organisasi AURI dibentuklah Asisten Direktorat Pertahanan Pangkalan Udara, yang dipimpin Komandan PGT. Dan selanjutnya Komando Group Komposisi (KGK) terdiri dari PPP dan PSU.

Komando Pertahanan Pangkalan Udara (KOPPAU) di Bandung

Pada tanggal 15 Oktober 1962 dibentuklah KOPPAU dengan Panglimanya adalah Men/Pangau dan wakilnya adalah Komodor Udara A. Wiriadinata. KOPPAU yang bermarkas di Bandung.

Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) di Bandung

Setelah pecahnya pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965 di Jakarta, organisasi KOPPAU mengalami perkembangan yang kurang menguntungkan. Untuk mengatasinya dilaksanakan seminar pasukan pada tahun 1966 di Bandung. Hasil keputusan dalam seminar tersebut terbentuklah 1 (satu) pasukan di AURI satu-satunya yaitu KOPASGAT.

4. Komando Paduan Tempur Udara (KOPATDARA)

Memasuki tahun 1976 dibentuklah Komando Paduan Tempur Udara (KOPATDARA) sesuai dengan Keputusan Kasau Nomor : Kep/29/VI/1976 tanggal 21 Juni 1976 yang di dalamnya terdapat Batalyon dengan komposisi kekuatan sebagai berikut :

a. 2 (dua) Kompi Tempur (Kipur) di Jakarta.
b. 1 (satu) Kompi Tempur (Kipur) di Bandung.
c. 1 (satu) Gugus Pengendali Tempur (Gusdalpur) di Bandung.
d. 1 (satu) Gugus Pengendali Pangkalan (Gusdallan) di Bandung.
e. 1 (satu) Gugus Para Rescue (SAR) di Bandung.



5. Batalyon 462 Pasukan Gerak Tjepat (Pasgat) Bandung

Pada tahun 1979 organisasi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) mengalami perubahan penataan dan penyempurnaan dalam rangka Program Pemantapan 100 Batalyon ABRI dan pada saat itu 6 (enam) Batalyon Pasgat telah dimantapkan. Batalyon-batalyon tersebut adalah :


a. Batalyon 461 Pasgat di Jakarta.
b. Batalyon 462 Pasgat di Bandung.
c. Batalyon 463 Pasgat di Madiun.
d. Batalyon 464 Pasgat di Malang.
e. Batalyon 465 Pasgat di Jakarta.
f. Batalyon 466 Pasgat di Makassar.

6. Skadron Paskhas 462 Bandung

Sejalan dengan penyempurnaan organisasi Pasukan Gerak Tjepat (Pasgat) tahun 1984, dengan Surat Keputusan Kasau Nomor : Kep/22/III/1985 tentang perubahan nama Kopasgat menjadi Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara tanggal 11 Maret 1985, demikian juga mengenai tugas dan fungsinya Paskhas TNI AU yang dititikberatkan kepada khas Matra Udara.

Pada tahun 1984 Komandan Batalyon 462 Pasgat mengalami pergantian tongkat kepemimpinan dari Mayor Pasukan Musiran kepada Letkol Pasukan Kasmir Hutasuhut dengan nama Satuan yang baru menjadi Skadron Paskhas 462 sampai tahun 1987.

7. Skadron 462 Paskhas Bandung


Selanjutnya pada tahun 1997 terjadi perubahan dan penyempurnaan organisasi khususnya status Puspaskhasau, ditingkatkan dari Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) menjadi Kotama Utama Pembinaan (Kotamabin). Sehingga sebutan Puspaskhasau berubah menjadi Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas). Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Panglima Angkatan Bersenjata Nomor : Skep/09/VII/1997 tanggal 7 Juli 1997.

Dalam perkembangannya Skadron 462 Paskhas secara otomatis juga mengalami penyempurnaan organisasi sesuai dengan beban tugas yang diterima dari Satuan atas dalam hal ini Korpaskhas.

Tugas pokok Skadron 462 Paskhas yang harus dilaksanakan sebagaimana disebutkan di dalam Surat Keputusan Kasau Nomor : Kep/5/III/1999 tanggal 16 Maret 1999 adalah bertugas mengamankan dan mempertahankan Pangkalan/Alutsista/Instalasi TNI AU, Pengendali Pangkalan Udara Depan, Pengendali Tempur, SAR Tempur serta tugas lainnya sesuai dengan kebijakan Panglima Angkatan Bersenjata.

Sejak pergantian pucuk pimpinan Skadron 462 Paskhas pada tahun 2002 hingga sekarang telah banyak kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengabdiannya kepada negara dan bangsa. Kegiatan yang dilaksanakan tidak lain berupa Olah Yudha/kemiliteran, Operasi Keamanan Dalam Negeri (Ops Kamdagri), Operasi Pertahanan Alutsista TNI AU, Operasi Bhakti, Operasi Kemanusiaan dan kegiatan prestasi olah raga serta kegiatan lain sesuai petunjuk pimpinan atas. Disamping itu kiprah Skadron 462 Paskhas dalam menghadapi setiap tugas selalu sejalan dengan perubahan dan perkembangan bangsa dan negara yang sedang memasuki periode globalisasi dan keterbukaan secara transparan.

Untuk mengetahui perkembangan Skadron 462 Paskhas selama tahun 1967 sampai dengan sekarang, berikut agar mengenal lebih dekat figur Komandan-komandan Skadron 462 Paskhas, dapat dilihat perkembangan pergantian pimpinan Skadron 462 Paskhas adalah sebagai berikut :

1) Tahun 1967 – 1968 Periode Kapten Pas Nurisman
2) Tahun 1968 – 1969 Periode Kapten Pas Abgani
3) Tahun 1973 – 1976 Periode Kapten Pas Sulistyo
4) Tahun 1976 – 1977 Periode Kapten Pas Surasmo
5) Tahun 1977 – 1979 Periode Mayor Pas Affendi
6) Tahun 1979 – 1981 Periode Mayor Pas Achmad (Jack) Hidayat
7) Tahun 1981 – 1982 Periode Mayor Pas MT. Hariandja
8) Tahun 1982 – 1984 Mayor Pas Musiran Darmosuwito
9) Tahun 1984 – 1987 Periode Letkol Pasukan Hutasuhut.
10) Tahun 1987 – 1990 Periode Letkol Pasukan Kristoporus R.
11) Tahun 1990 – 1993 Periode Letkol Pasukan Adrian R. Torar.
12) Tahun 1993 – 1996 Periode Letkol Pasukan Putu Sulatra.
13) Tahun 1996 – 1998 Periode Letkol Pasukan Harry Budiono.
14) Tahun 1998 – 2000 Periode Mayor Pasukan Syamsul Arifin.
15) Juni 2000 – Des 2000 Periode Letkol Pasukan A. Wattimena.
16) Tahun 2001 – 2002 Periode Mayor Pasukan Sapto P.
17) Tahun 2002 – Skrg Periode Mayor Pasukan Eka Bagus LSP.

1 komentar:

  1. Bangga dengan TNI AU dan Paskhas nya.... saya ga banyak tau tentang paskhas, walaupun saya juga berasal dari keluarga paskhas au... bravo paskhas au

    BalasHapus